bojonegorokab.go.id - Ada tiga hal penting yang harus dihindari agar bisa membangun kebersamaan dan kehidupan harmonis baik bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Tiga hal yang harus dihindari adalah berorientasi pada kekayaan, kekuasaan dan fanatisme pada kelompok dan faham yang berlebihan. Demikian diantara sambutan Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto Msi saat membuka acara Talkshow Lintas agama yang digagas oleh Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Selasa (27/1/2015).

Menurut Bupati sumber konflik ditengah kehidupan baik, berkelompok, bermasyarakat dan bernegara selama ini dipicu oleh tiga sumber yakni kekuasaan, kekayaan dan fanatisme yang berlebihan. Sebaliknya apabila mampu melepaskan tiga hal tersebut maka kita bisa membangun sinergi kehidupan yang mengedepankan pada kebersamaan, saling menghormati dan menyayangi.

Demikian pula dalam konteks dialog ini, akan terbangun suatu komunikasi dan dialoq yang membangun dan mengedepankan permasalahan bersama apabila kita melepaskan tiga hal tersebut. Ketika berdialoq masih mengedepankan pada fanatisme, seperti yang dicontohkan Bupati ini, maka komunikasi yang dibangun tidak akan mendapatkan jalan keluar yang bijaksana dan memang untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.

Sama hal nya dengan apa yang diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Salah satunya adalah menggauli alam dengan penuh kasih sayang. Kini dalam rangka membangun Bojonegoro ini ada beberapa hal yang harus dipahami yakni kebiasaan lama yang baik bisa diteruskan sebaliknya kebalikan yang lama yang buruk bisa kita tinggalkan. Selain itu kita bisa menciptakan sesuatu yang baru apabila itu baik dan bermanfaat untuk rakyat.

Dalam kesempatan ini, Bupati Bojonegoro, dihadapan para peserta talkshow lintas agama ini menyampaikan kondisi yang tengah dialami dunia dan Indonesia terkait dengan jatuhnya harga minyak. Selama ini patokan anggaran setiap negara dan daerah yang bersumber pendapatan dari sektor migas  berasumsi dengan harga minyak. Kini ketika harga minyak turun maka pemerintah akan melakukan evaluasi dan penjadwalan ulang. Kita pernah punya pengalaman pahit, lanjut Bupati, ketika pemerintah mengubah kebijakan penerimaan daerah penghasil minyak.

Hampir saja kita mengalami gagal bayar, berdasarkan dari pengalaman ini maka kini pemerintah cermat dan tepat dalam memasang anggaran dan sekaligus pembiayaan dari sektor migas ini. Bupati menuturkan saat ini penghasilan kita diprediksikan 2,6 Trilyun rupiah dari sektor migas dengan rata-rata produksi minyak mentah di Bojonegoro 125 ribu barrel perhari dengan harga minyak yang mencapai 105 Barrel. Nanti saat puncak produksi penerimaan migas kita bisa mencapai antara 3-4 Trilyun rupiah. Kini ketika harga minyak mentah dunia turun maka berdampak pula pada penghasilan sektor migas, yang berdampak pada kekuatan anggaran kita. Berkaca dari kejadian-kejadian ini maka pemerintah Bojonegoro harus tepat mengelola anggaran sehingga setelah selesainya masa produksi kita masih memiliki penghasilan.

Sebelumnya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Drs. Hanafi MM dalam laporannya menyampaikan kegiatan talkshow ini dihadiri oleh 170 orang perserta dari lintas agama, perwakilan organisasi masyarakat dan LSM dan pemuda. Narasumber sebanyak 11 orang antara lain. Kepala Kantor Kementerian Agama Bojonegoro, Majelis Ulama Bojonegoro, Forum Komunikasi Umat Beragama Bojonegoro, Ketua Bamag Bojonegoro, Narasumber lain adalah dari Bidang Dakwah LDII Bojonegoro, PD Muhamadiyah Bojonegoro, TTID Hok Swie Bio Bojonegoro, Gereja Santo Paulus Bojonegoro, KP Lima Bojonegoro, Radar Bojonegoro dan PC NU Bojonegoro. (Mbang/Atiek Humas)

sumber


By Admin
Dibuat tanggal 09-03-2015
491 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
100 %
Puas
0 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
0 %